Kamis, 17 Mei 2012


Saat kita mencintai seseorang sepenuh hati, mengapa orang itu mengecewakan kita?
Saat kita mencoba setia, mengapa orang itu berkhianat?
Saat kita selalu mengalah, mengapa orang itu egois?
Saat kita selalu memaafkan, mengapa orang itu selalu berbuat salah?
Saat kita mencoba memahami, mengapa orang itu semakin rumit?
Mengapa semuanya tak berjalan seperti air yang mengalir?
…ah air pun tak mengalir dengan sempurna, karena ada bebatuan yang menghalangi jalannya…
kita takkan pernah merasa bahagia, jika belum merasakan kepedihan.
semuanya kadang tak pernah sesuai rencana…
Malam...

sang malam terdiam membisu melihat semuanya..
ingin menangis tapi dia tau tak kan ada yang peduli.
dunia berubah begitu cepat."batinnya
dimana senyum tulus mereka?
yang ada hanya senyum kepahitan dan keculasan.
aku malu...malu dengan keadaan di bumi.

Senin, 30 April 2012

Sungai


Sungai
            Karena tidak rata, pada permukaan bumi terdapat bagian yang merupakan tempat berakumulasi air. Air tersebut mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah. Bagian bumi seperti ini sering disebut sungai.

A.    Proses Terjadinya Sungai
Air yang berada di permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini berukuran relative sempit dan pendek. Namun, secara alamiah aliran air ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terjadilah apa yang disebut sungai.
Secara alamiah, sungai mengalir sambil melakukan aktifitas yang satu sama lain saling berhubungan, yaitu: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut tergantung pada factor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air.
Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan dan pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah dataran, dimana aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mendapatkan material yang dibawahnya.
Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkahan batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang di angkut sungai mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkahan, krakal, dan kerikil, menyusul kemudian material yang lebih halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat perkembangan sungainya.
Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada bagian lainnya yang di hasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui 3 proses, yakni:
a.       Pendalaman Lembah Sungai
Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi berkerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai.
b.      Pelebaran Lembah Sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi yang menyamping (Lateral). Hal ini di sebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir erosi lateral yang dominant bersifat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari material longsoran (Masswasting) dari daerah-daerah lereng di atasnya. Proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.
c.       Pemanjangan Lembah Sungai
Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga dataran bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah pula permukaan dataran.



B.     Meander
Meander adalah bentuk kelok-kelok aliran sungai. Kenampakan ini sering di dapat pada aliran sungai di daerah dataran rendah terbentuknya meander ialah karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batuan-batuan yang relative homogen dan kurang resisten terhadap erosi.
Pada lengkungan meander masing-masing terdapat dua sisi bagian dari lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran tersebut berpindah di sebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung di bandingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi hasilnya terendapkan pada sisi dalam.




C.    Delta
Pada ujung aliran dekat muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan yang di sebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut , antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim.

D.    Macam-Macam Sungai
1.      Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan sebagai berikut:
1)      Sungai Hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan. Pada saat musim hujan debit air bertambah, sedangkan pada musim kemarau berkurang.
Contoh: sungai-sungai di Perbukitan Kapus, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogjakarta
http://fachrezakbar.files.wordpress.com/2008/09/riolosamigos-723814-lw-aaaa.jpg
2)      Sungai Gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair
Contoh: Sungai Memberamo di Papua
http://www.gay-hike.com/images/glacier-river.jpg
3)      Sungai Campuran adalah sungai yang airnya beraasal dari air hujan dan gletser. Contoh Sungai Memberamo dan Digul di Papua
http://www.djibnet.com/photo/43615390-sheridan-glacier-sheridan-river-cordova-alaska.jpg
2.      Berdasarkan arah aliran, sungai di bedakan sebagai berikut:
a.      Sungai Konsekuen
Adalah sungai yang mengalirnya sesuai dengan kemiringan batuan yang dilaluinya. Sungai jenis ini banyak terdapat di daerah gunung merapi berumur muda atau stadium awal. Contoh: Sungai Progo di Jawa Tengah ketika menuruni lereng gunung merapi
b.      Sungai Subsekuen
Adalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen, misalnya Sungai Opak di Yogyakarta.
c.       Sungai Obsekuen
Adalah sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen
d.      Sungai Resekuen
Merupakan anak sungai subsekuen dan searah dengan sungai konsekuen
e.       Sungai Insekuen
Adalah sungai yang aliranya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya



3.      Berdasarkan struktur Geologi, sungai dibedakan menjadi:
1)      Sungai Anteseden
Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya. Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.
2)      Sungai Epigenesa
Adalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga dapat mencapai daerah batuan asli atau batuan induknya. Terjadinya sungai epigenesa diawali ketika daerah tersebut mengalami penurunan sehingga terjadi sedimentasi. Contoh; Sungai Colorado mengikis batuan selama jutaan tahun, sehingga mencapai batuan induk. Akibat sungai ini terbentuklah Grand Canon yang terkenal di dunia.
3)      Sungai Superposed
adalah sungai yang mengalir pada suatu dataran alluvial atau dataran peneplain hingga struktur batuan di dataran itu tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai.
4.                  Berdasarkan debit airnya, sungai dibedakan menjadi:
1.      Sungai Permanen : Sungai yang debitnya stabil dan tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas
2.      Sungai Periodik : Sungai yang aliran airnya dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane
3.      Sungai Episodik ; sungai yang aliran airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai Kasada di sumba.
5.                              Berdasarkan pola alirannya, sungai dibedakan menjadi:
1.      Pola Aliran Radial atau Menjari
Pola aliran radial dibedakan menjadi dua, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
a.       Pola aliran radial sentrifugal adalah suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau Dome yang berstadium muda. Pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan
b.      Pola aliran radial sentripetal merupakan pola aliran yang menuju pusat, seperti pada daerah basin dan ledokan
2.      Pola Aliran Dendritik
Pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai induknya ada yang berbentuk sudut lancip dan ada yang berbentuk sudut tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.
3.      Pola Aliran Trellis
Suatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya juga hampir sejajar anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90o dengan sungai induknya.
4.      Pola Aliran Rectangular
Pola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku dan terdapat di daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda
5.      Pola Aliran Anular
Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran anular terdapat di daerah dome stadfium dewasa (pegunungan tua).        
E.     Manfaat Sungai
Beberapa manfaat dari sungai yang sampai saat ini dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
1.      Sebagai prasarana transportasi. Dibeberapa daerah sungai dimanfaatkan untuk prasarana transportasi, contohnya Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, dan Sungai Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi, Sungai Indragiri, dan sungai Batanghari di Sumatera, serta Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.
2.      Merupakan sumber air untuk irigasi
3.      Aliran sungai digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Berapa sungai di Indonesia yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah Sungai Asahan di Sumatera Utara, Citarum di Jawa Barat, Sungai Berantas di Jawa Timur, serta Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4.      Dimanfaatkan sebagai prasarana olahraga, contohnya arum jeram. Selain itu, keindahan aliran sungai dapat di gunakan sebagai sarana rekreasi.
5.      Digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.






 









F.     Upaya Melestarikan Sungai
  1. Menjaga kelestarian hutan terutama di daerah sungai bagian hulu. Hal itu karena hutan di daerah hulu sungai merupakan tempat perserapan air hujan. Dengan demikian, menjaga kelestarian hutan berarti menjaga ketersediaan air yang akan mengalir ke sungai.
  2. Pembuatan teras-teras pada lereng di sepanjang aliran sungai mencegah terjadinya erosi yang akan memperdangkal kedalaman sungai.
  3. Tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, baik dari pihak pabrik maupun rumah tangga. Pembuangan limbah dan sampah ke sungai akan merusak kehidupan yang berada di dalam sungai, selain itu pembuangan sampah kesungai akan menyebabkan aliran sungai menjadi terhambat. Hal itu akan mengakibatkan banjir apabila terjadi hujan yang deras.

DAFTAR PUSTAKA

Hestiyanto,Yusman. 2006 . Geografi SMA kelas X . Jakarta: Yudistira.
Munawir, dkk . 2003 . Cakrawala Geografi 1. Jakarta:Yudistira.
Sutrijat, Sumadi. 1999. Geografi 1 Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta:      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wardiyatmoko, K . 2006 . Geografi untuk SMA Kelas X . Jakarta: Erlangga.
Yani, Ahmad, dkk . 2004 . Geografi Untuk SMA Kelas 1. Bandung. Grafindo Media Pratama.
http://pilarwawasan.blogspot.com/2010/12/jenismacam-sungai.html
http://subismanti.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-sungai-beserta-contohnya.html
Pernahkah kalian merindukan masa lalu?
Sebuah Kenangan?

Aku yakin setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya kerinduan pada masa lalu. Masa lalu sebaik atau seburuk apapun tak dapat kita pungkiri memiliki andil dalam kehidupan kita.
karena hidup tak lepas dari masa lalu.

My Duty

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropics, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan di pasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi local.
Ukuran luas perkebunan sangat relative dan tergantung ukuran volume komoditi yang dipasarkannya. Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk menjaga keuntungan melalui system produksi yang diterapkannya. Selain itu, perkebunan selalu menerapkan cara monokultur, paling tidak untuk setiap blok yang ada di dalamnya. Penciri lainnya, walaupun tidak selalu demikian, adalah terdapat instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum produknya di kirim ke pembeli.
Perkebunan merupakan usaha pertanian rakyat, pemerintah, atau swasta dengan menanam tanaman pertanian yang menghasilkan bahan mentah industri dan untuk komoditi ekspor. Tanah perkebunan umumnya terdapat di dataran tinggi, pegunungan, dan di daratan rendah. Umumnya tanaman perkebunan tidak memerlukan banyak air sehingga di daerah perkebunan umumnya tidak terdapat saluran irigasi.
Tanaman perkebunan dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu tanaman perkebunan berumur pendek atau musiman, misalnya tebu, tembakau, dan rosella. Dan tanaman perkebunan berumur panjang atau tahunan, misalnya teh, kopi, cengkeh, lada, karet, kelapa, dan kelapa sawit.
Dalam undang-undang No. 8 tahun 2004 tentang perkebunan, yang dimaksud dengan perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Berdasarkan kepemilikan dan karakteristik pengelolaan, perkebunan dapat dibedakan menjadi perkebunan rakyat dan perkebunan besar.
Pada sisi produktivitas perkebunan rakyat masih tertinggal dibandingkan perkebunan besar Negara dan swasta. Rendahnya produktivitas ini disebabkan kurangnya permodalan dan penguasaan teknologi, sehingga perkebunan rakyat umumnya ditandai dengan jarak tanam yang kurang teratur, tidak ada perencanaan penggantian tanaman yang teratur sesuai umur tanaman dan sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari perkebunan kecil?
2.      Bagaimana ciri-ciri perkebunan kecil?
3.      Apa saja jenis-jenis perkebunan kecil?
4.      Apa Komoditas perkebunan kecil?

1.3. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian perkebunan kecil
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri perkebunan kecil
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis perkebunan kecil
4.      Untuk mengetahui komoditas perkebunan kecil

 BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perkebunan kecil
Perkebunan kecil (Rakyat) adalah usaha tanaman perkebunan yang dimiliki dan atau diselenggarakan atau di kelola oleh perorangan/tidak berbadan hukum, dengan luasan maksimal 25 hektar atau pengelola tanaman perkebunan yang mempunyai jumlah pohon yang dipelihara lebih dari batas minimum usaha (BMU).

2.2. Ciri-Ciri Perkebunan Kecil
1.      Cara pengelolaannya sederhana
2.      Modalnya relative sedikit
3.      Hasilnya untuk kepentingan sendiri
4.      Tidak memiliki administrasi yang teratur, sehingga seakan-akan tidak memperhitungkan laba/rugi.

2.3. Jenis-Jenis Perkebunan kecil
a. Berdasarkan pemilihan komoditas tanaman, di bedakan menjadi 2:
1)      Tanaman Tahunan
Tanaman tahunan adalah tanaman perkebunan yang berumur lebih dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali penanaman
contohnya : Karet, Kelapa (Kopra), Kelapa Sawit, Kopi, Teh, Lada, Cengkeh, Kakao, Jambu Mete, Kapuk, Pala, Kayumanis, Vanili, Kemiri, Pinang, Kapulaga, Asam Jawa, dll.


asamjawahttp://ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar/images/stories/pinang-kalbar1.gifhttp://2.bp.blogspot.com/_XLwB3pSLD-M/TPhqnaLe4pI/AAAAAAAAAYc/-WyYIM0jiME/s320/kakao.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLBkiDvd5EG23J0i2c7kpE_9RLKcBL-XPN9olShN-QqjAYBviBZeOXWnylEsRr_0B87uYJXOUMzbgtNoUyKGN0MzjIOpFvuCJPsyD70jRolX_b2VX90x5h5b_fixvKamM-Owh_uWE6-LqC/s320/perkebunan_kelapa.jpghttp://perkebunan.kaltimprov.go.id/gambar_berita/lada.gifmenjemur cengkehmemetik tehtanaman kopitanaman kelapa sawittanaman karet
Gambar 1. Tanaman Tahunan
 
 
2)      Tanaman Semusim
Tanaman semusim adalah tanaman perkebunan yang pada umumnya berumur pendek atau kurang dari satu tahun, dan panen dilakukan satu kali masa panen untuk satu kali penanaman.
contohnya : Tebu, Tembakau, Kapas, Jarak, Sereh Wangi, Serat Karung, Nilam, Jahe, dll.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNJLOXtA0eXWRFWDafOGGdnXCK7aFcpX8PZH8_3mO9tJ2ZgYzpa5NyaRygrBN84rvqS0cBsZgIJgYBbY-IgXa4hMq_BJ9CT75Q325aUpcpDJBJD5KNPU9YKcWmUGKFLPEEXOE_6sjStgw/s320/nilam.jpghttp://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/varung/jahe.jpgjatropha bio dieseltanaman tebu
Gambar 2. Tanaman Semusim
 
 
b. Berdasarkan besar kecilnya, usaha perkebunan kecil dibedakan menjadi:
1)       Pengelola Tanaman Perkebunan
Pengelola tanaman perkebunan adalah perkebunan kecil (rakyat) yang diselenggarakan secara komersial dan mempunyai jumlah pohon yang di pelihara lebih besar dari batas minimal usaha (BMU).
2)      Pemelihara Tanaman Perkebunan
Pemelihara tanaman perkebunan adalah perkebunan rakyat yang diselenggarakan atas dasar hobi atau belum diusahakan secara komersial dan mempunyai jumlah pohon lebih kecil dari batas minimal usaha (BMU).

2.4. Komoditas Tanaman
1.      Cengkeh
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYxG6SePMZS6zGTUCdbkNmfm9N4CWLflp5SDiwAb20R1nNJC2j_FeoL68a_o-m0PQweaMeQFQXUuCcsS4djvXos1iPaX5q71cpx0yBxR1Jz6B6JsIG3Pp7x4GSG0BHYdkCJ1F2cStNRvA/s320/cengkeh.jpg
Gambar 3. Cengkeh
Cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak di usahakan oleh perkebunan rakyat dari pada perkebunan besar. Cengkeh juga di gunakan untuk bahan campuran rokok. Daerah penghasil cengkeh yaitu Maluku, Sulawesi, Sumatera Barat, Aceh, Bali, Jawa Tengah, dan sebagainya.
2.      Kopi
image
Gambar 4. Kopi
Kopi dapat tumbuh di daerah dataran rendah tetapi di Indonesia banyak di tanaman di lereng-lereng pegunungan misalnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah. Tanaman kopi berasal dari Arabia dan Ethiopia.
3.      Kelapa
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/00/Coconut_plantation_La_Digue.jpg/200px-Coconut_plantation_La_Digue.jpg
Gambar 5. Kelapa
Kelapa di tanam pada tanah yang subur, namun bisa di tanam pada tanah yang bersifat asam dan terdapat di sepanjang pantai. Kelapa berasal dari pulau-pulau di lautan Pasifik dan beriklim tropis.
4.      Karet
774945.jpg
Gambar 6. Karet
Tanaman karet berasal dari Amazone (Brasilia). Karet dapat ditanam di lahan yang gembur tetapi tidak tergenang air. Tanaman karet membutuhkan sinar matahari yang cukup ketinggian lahan yang digunakan untuk menanam karet adalah 600-700 m di atas permukaan laut. Temperatur untuk pertumbuhannya 28 oC, tanaman karet di Indonesia banyak ditemukan di Jawa Barat, Kalimantan, dan Sumatera.
5.      Tebu
http://produksipemalang.files.wordpress.com/2010/09/tanaman-tebu1.jpg?w=468&h=350
Gambar 7. Tebu
Tebu ditanam pada tanah yang mempunyai ketinggian tidak lebih dari 500 m di atas permukaan laut dengan temperature 20oC-25oC. Tanaman tebu berasal dari sekitar sungai gangga di India. Di Indonesia tanaman tebu banyak dijumpai di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Aceh, dan Lampung.

6.      Coklat
905kebun-kakao.jpg
Gambar 8. Coklat
Coklat di tanam pada tanah yang subur di daerah yang beriklim tropis dan memerlukan tanaman peneduh. Tanaman coklat berasal dari Meksiko (Amerika Tengah), sampai di Indonesia di bawa oleh bangsa Spanyol. Di Indonesia banyak dijumpai di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan sebagainya.
7.      Kina
tanaman kina
Gambar 9. Kina
Kina di tanam di daerah yang udaranya sejuk ketinggian tanah 1500-2500m di atas permukaan laut. Tanaman kina berasal dari Peru (Amerika Selatan) kina pertama kali di tanam di Negara kita oleh Jung Hun (Ahli botani Belanda) tahun 1855 di Jawa Barat. di Indonesia kina dapat di temukan di daerah Jawa Barat(pusatnya pengalengan), Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
8.      Tembakau
Tanaman tembakau memerlukan tanah yang subur, dengan suhu terendah 10oC, ketinggian 0-1500m. Tembakau berasal dari Amerika Tengah tepatnya Meksiko. Tanaman tembakau terdapat di Wonosobo, Temanggung, Boyolali, Surakarta, Jawa Tengah, Bojonegoro, Besuki, Jawa Timur, Priangan(Jawa Barat), Deli (Sumatera Utara), Palembang(Sumatera Selatan), Bone, Bali, Lombok.
9.      Kelapa Sawit
tanaman kelapa sawit
Gambar 10. Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit tumbuh dengan baik di dataran rendah. Kelapa sawit berasal dari Guinea (Afrika). Tanaman ini di usahakan oleh perkebunan besar dan sedikit perkebunan rakyat. Di Indonesia terdapat di daerah Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jambi, Bengkulu, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur Dan Sulawesi Utara
DAFTAR PUSTAKA


Munawir, dkk. 2003. Cakrawala Geografi 1 Untuk kelas 1 SMP. Ghalia Indonesia: Bogor.
Pakpahan, Rogers, dkk. 1997. Geografi SLTP 2. Jakarta.
www.deptan.go.id/pusdatin/statistik/metodologi/bab2_final.pdf -